Ekonomi Moneter merupakan salah satu instrumen penting dalam
perekonomian modern, dalam perekonomian modern terdapat dua kebijakan
perekonomian yang dijadikan instrumen oleh pemerintah dalam menstabilkan
perekonomian suatu negara, yang pertama adalah kebijakan Fiskal, yaitu
kebijakan yang diambil pemerintah untuk membelanjakan pendapatannya dalam
merealisasi tujuan-tujuan ekonomi. Yang kedua adalah kebijakan moneter.
Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan
tingkat bunga. Pada tulisan ini saya sebagai penulis, akan mencoba menyajikan
konsep-konsep dasar ekonomi moneter konvensional dan ekonomi moneter islam.
Ekonomi juga salah satu instrument penting dalam
perekonomian modern, dalam perekonomian modern terdapat dua kebijakan yaitu :
a) Kebijakan Fiskal yaitu kebijakan yang diambil oleh
pemerintah untuk membelanjakan pendapatan Negara untuk tujuan-tujuan ekonomi.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak
yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka
kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat
meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya
beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
b) Kebijakan Moneter yaitu suatu usaha dalam
mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian atau
langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan tingkat bunga. Kebijakan
moneter terbagi dua yaitu :
v Kebijakan Moneter Ekspansif yaitu suatu kebijakan
dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar disuatu Negara, apabila tidak
ada kebijakan ini maka jumlah uang di suatu negara akan menipis sehingga
transaksi atau jual beli disuatu negara akan terganggu.
v Kebijakan Moneter Kontraktif yaitu suatu kebijakan
dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan
uang ketat (tight money policu).
Tujuan Ekonomi Moneter
Adapun tujuan ekonomi moneter adalah untuk mencapai
stablisasi ekonomi yang dapat diukur dengan :
v Kesempatan kerja.
Dengan adanya kesempatan kerja atau lowongan pekerjaan maka makin besar dalam
meningkatkan produksi, selain dapat meningkatkan produksi maka dapat juga
membantu masyarakat yang menjadi pengangguran.
v Kestabilan harga
Harga yang makin kian tinggi membuat masyarakat menjadi resah, tiap tahunnya
harga barang bukannya menjadi turun tetapi semakin naik, untuk mencegah harga
yang semakin naik maka pemerintah menstabilkan harga sehingga harga tidak
mengalami kenaikkan setiap tahunnya.
v Neraca pembayaran internasional
Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi
di suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah
sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter.
Konsep Ekonomi Moneter Konvensional
Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang
membahas tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan
tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara. Dalam pandangan ekonomi
konvensional maka tujuan memegang uang terdiri dari tiga keinginan, yaitu :
a) Tujuan transaksi
Dalam rangka membayar pembelian-pembelian yang akan mereka
lakukan
b) Tujuan Berjaga-jaga
Sebagai alat untuk menghadapi kesusahan yang mungkin timbul
di masa yang akan datang
c) Tujuan Spekulasi
Dalam masyarakat yang menganunt sistem ekonomi konvensional
ini, maka fungsi uang yang tak kalah pentingnya adalah untuk spekulasi, dimana
pelaku ekonomi dengan cermat mengamati tingkat bunga yang berlaku saat itu,
jika menguntungkan bila dibandingkan investasi, maka masyarakat cendrung
mendepositokan saja uang, dengan harapan mendapat imbalan bunga.Selanjutnya
terkait dengan konsep ekonomi Moneter Konvensional maka tidak bisa
dipisahkan dengan Kebijakan Moneter.
Kebijakan Moneter adalah Kebijakan pemerintah dalam mengatur
penawaran uang dan tingkat bunga yang dilaksanakan oleh Bank sentral. Bentuk
Kebijakan Moneter ini terdiri dari Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kebijakan
Moneter Kualitatif.
Kebijakan Moneter Kuantitatif
adalah merupakan suatu kebijakan umum yang bertujuan untuk
mempengaruhi jumlah penawaran uang dan tingkat bunga dalam perekonomian.
terdiri dari:
a) Operasi pasar terbuka
Pada masa inflasi maka Bang Sentral akan mengadakan operasi
pasar terbuka dengan melempar surat-surat berharga ke Bank umum, sehingga
kelebihan uang di Bank Umum tidak menyebabkan inflasi, dan sebaliknya pada masa
deflasi
b) Mengubah Tingkat Bunga dan Tingkat
DiscontoTingkat bunga dan tingkat disconto merupakan
instrumen pemerintah dalam stabilisasi moneter, ketika inflasi maka pemerintah
melalui bank sentral dapat melakukan kebijakan menaikkan suku bungga sehingga
jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, dan kestabilan moneter
akan tercapai, dan begitu pula sebaliknya pada masa deflasi.
c) Mengubah Tingkat Cadangan Minimum
Langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh pemerintah
adalah dengan mengubah cadangan minimun bank-bank umum ketika inflasi maka
pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikkan cadangan minimum yang harus
dimiliki oleh bank umum, dengan demikian jumlah uang yang beredar di masyarakat
akan berkurang, dan sebaliknya pada masa deflasi.
Kebijakan Moneter kualitatif
a) Pengawasan pinjaman secara selektif
Melalui kebijakan ini maka pmerintah melalui bank sentral
mengendalikan dan mengawasi peminjaman dan investasi-investasi yang dilakukan
oleh bank-bank umum.
b) Pembujukan Moral
Bank sentral melakukan pertemuan dengan bank-bank umum,
malalui forum ini maka bank sentral menjelaskan kebijakan-kebijakan yang sedang
dijalankan pemerintah dan bantuan-bantuan apa yang diinginkan oleh bank sentral
dari bank-bank umum untuk mensukseskan kebijakan tersebut.Pemikiran Ekonomi
Moneter IslamiDari terminologi ekonomi konvensional, pembahasan ekonomi Moneter
islami ini kelompok
c) mengambil asumsi
bahwa berbicara tentang ekonomi moneter terkait tentang dua
hal :
1) Tentang uang dan aspek yang
terpengaruh olehnya dan
2) Tentang tingkat bunga dan semua
aspeknya.
Konsep Ekonomi Moneter Syariah
Kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya mengutamakan suku
bunga. Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, kebijakan
moneter dilaksanakan tanpa mengunakan instrumen bunga sama sekali.
Perekonomian Jazirah Arabia ketika itu adalah perekonomian
dagang, bukan ekonomi yang berbasis sumber daya alam; Minyak bumi belum
ditemukan dan sumber daya alam lainnya terbatas.
Lalu lintas perdagangan antara Romawi dan India yang melalui
Arab dikenal sebagai Jalur Dagang Selatan. Sedangkan antara Romawi dan Persia
disebut Jalur Dagang Utara. Sedangkan antara Syam dan Yaman disebut Jalur
Dagang Utara-Selatan.
Perekonomian Arab di zaman Rasulullah SAW, bukanlah ekonomi
terbelakang yang hanya mengenal barter, bahkan jauh dari gambaran seperti itu.
Valuta asing dari Persia dan Romawi dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat Arab.
Dinar dan Dirham juga dijadikan alat pembayaran resmi.
Sistem devisa bebas diterapkan, tidak ada halangan sedikit pun untuk mengimpor
dinar dan dirham.
Transaksi tidak tunai diterima luas dikalangan pedagang. Cek
dan promissory notes lazim digunakan. Misalnya Umar Ibnu-Khaththab ra. Beliau
menggunakan instrumen ini untuk mempercepat distribusi barang-barang yang baru
diimpor dari Mesir ke Madinah.
Instrumen factoring (anjak piutang) yang baru populer tahun
1980-an, telah dikenal pula pada masa itu dengan nama al-hiwalah, tapi
tentunya bebas dari unsur bunga.
Apabila para pedagang mengekspor barang, berarti
dinar/dirham diimpor. Sebalikanya, bila mereka mengimpor barang. Berarti
dinar/dirham diekspor. Jadi dapat dikatakan bahwa keseimbangan supply dan
demand di pasar uang adalah derived market dari keseimbangan aggregate supply
dan aggregate demand di pasar barang dan jasa.
Nilai emas dan perak yang terkandung di dalam dinar dan
dirham, sama dengan nilai nominalnya. Sehingga dapat dikatakan penawaran uang
elastis sempurna terhadap tingkat pendapatan. Tidak ada larangan impor dirham
dan dinar berarti penawaran uang elastis.
Sistem moneter mengunakan bimetallic standar, dengan emas
dan perak (dalam bentuk uang dirham dan dinar) sebagai alat pembayaran yang
syah. Nilai tukar emas dan perak pada masa ini relatif stabil dengan nilai kurs
dinar – dirham 1 : 10. Permintaan akan uang dilandasi hanya oleh dua motif,
yaitu untuk transaksi dan berjaga-jaga. Modelnya sebagai berikut :Md = Mdtr +
Md pr ; apabila Md pr maka Mdtr. Mata uang dimpor, dinar dari romawi, dirham
dari parsia dan disesuaikan dengan volume ekspor dan impor. Nilai emas dan
perak pada kepingan dinar dan atau dirham sama dengan nilai nominal (face
value) uangnya. Penawaran uang terhadap pendapatan sangat elastis. Tinggi
rendahnya permintaan uang bergantung kepada frekuensi transaksi perdagangan dan
jasa. Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jagaKanz (larangan menimbun
uang). Deamnd money, elastis, karena tidak adanya hambatan terhadap impor
ketika demand meningkat.
KESIMPULAN
Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang
membahas tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan
tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara. Dalam pandangan ekonomi
konvensional maka tujuan memegang uang terdiri dari tiga keinginan, yaitu :
Tujuan transaksi, Tujuan Berjaga-jaga,Tujuan Spekulasi. Sedangkan dalam
pandangan ekonomi Islam maka tujuan memegang uang terdiri dari dua
keinginan, yaitu : Tujuan transaksi, Tujuan Berjaga-jaga. Dalam pandangan
kebijakan moneter syariah, kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya
mengutamakan suku bunga. Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur
Rasyidin, kebijakan moneter dilaksanakan tanpa mengunakan instrumen bunga sama
sekali. Sedangkan dalam pandangan kebijakan moneter konvensional bunga
(interest) ini menjadi hal yang sangat dominan bisa dilihat dari fungsi uang
dalam kebijakan ekonomi moneter salah satunya adalah tujuan spekulasi. Bentuk
Kebijakan Moneter terdiri dari Kebijakan Moneter Kuantitatif dan Kebijakan
Moneter Kualitatif.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
Dengan adanya kesempatan kerja atau lowongan pekerjaan maka makin besar dalam meningkatkan produksi, selain dapat meningkatkan produksi maka dapat juga membantu masyarakat yang menjadi pengangguran.
Harga yang makin kian tinggi membuat masyarakat menjadi resah, tiap tahunnya harga barang bukannya menjadi turun tetapi semakin naik, untuk mencegah harga yang semakin naik maka pemerintah menstabilkan harga sehingga harga tidak mengalami kenaikkan setiap tahunnya.
Neraca pembayaran internasional yang seimbang menunjukkan stabilisasi ekonomi di suatu Negara. Agar neraca pembayaran internasional seimbang, maka pemerintah sering melakukan kebijakan-kebijakan moneter.
0 komentar:
Posting Komentar